Skip to main content

Situs Indolead

Kepemimpinan Visioner (II)

Shalom,

Saat ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa visi hanya merupakan pernyataan yang mati. Akibatnya, visi gagal menggerakkan motivasi dan harapan bagi organisasi menjadi lebih energik. Oleh karena itu, seorang pemimpin diharapkan memiliki visi untuk menentukan tujuan masa depan sebuah organisasi. Dalam hal ini, visi bukan sekadar cita-cita atau keinginan pribadi, tetapi visi merupakan sesuatu yang berasal dari Tuhan. Mengapa seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas? Temukan jawabannya dalam artikel yang telah kami persiapkan di bawah ini. Simak juga sebuah artikel khusus -- Paskah yang dapat membantu Anda untuk lebih mengerti akan arti pengorbanan Kristus. Kiranya sajian kami minggu ini dapat memberkati Anda semua. Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
ryan(at)in-christ.net >

"Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong." (Amsal 19:22)

Penderitaan dan Kematian Kristus: Membatalkan Tuntutan Hukum Taurat Terhadap Kita

"Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu... telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib." (Kolose 2:13-14)

Sangatlah bodoh kita memiliki pemikiran bahwa perbuatan baik kita pada suatu hari nanti akan cukup membayar keburukan yang kita lakukan. Ada dua alasan mengapa kita mengatakan pemikiran itu sebagai kebodohan.

Pertama, pemikiran itu sama sekali tidak benar. Semua perbuatan baik kita pun tidak sempurna, karena kita tidak memuliakan Tuhan dalam cara kita melakukannya. Apakah kita melakukan kebaikan dalam ketergantungan dengan penuh sukacita pada Tuhan dengan tujuan menyatakan kemuliaan-Nya? Apakah kita telah memenuhi perintah untuk melayani "dengan kekuatan yang telah dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus" (1 Petrus 4:11)?

Antara Seni dan Kemenangan (Pengkhotbah 9:10; 11:6)

Setiap penggemar balap motor tentu tahu seorang pembalap yang bernama Valentino Rossi. Rossi lahir di Urbino, Italia, 16 Februari 1979. Dia adalah seorang pembalap yang hebat, karena telah memegang titel juara dunia di empat kelas yang berbeda, yang diraihnya dalam waktu tujuh tahun. Bisa dikatakan bahwa dia adalah salah seorang pembalap tersukses sepanjang masa. Oleh sebab itu, orang-orang memasukkan dirinya dalam kategori "legenda hidup". Ada dua prinsip hidup yang menarik untuk diperhatikan dan diteladani dari pribadi Rossi berkaitan dengan kariernya, yaitu: Bagi Rossi, balapan adalah "seni".

Kamu Juga Bisa Kenal!

Judul buku : Kamu Juga Bisa Kenal!
Penulis : Robby I. Chandra
Penerbit : Young Leaders Indonesia, Jakarta 2009
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 196 halaman

Kepemimpinan adalah suatu pengaruh. Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin yang berhasil harus dapat memberikan suatu dampak atau pengaruh bagi orang di sekitarnya atau orang-orang yang dipimpinnya, baik pengaruh negatif atau positif. Buku kedua dari serial perjalanan kepemimpinan yang ditulis oleh Robby I. Chandra ini, mengajak setiap pemimpin untuk mengenal wilayah diri sendiri.

Menjadi Pemimpin yang Menginspirasi (II)

Catatan Redaksi: Dalam edisi lalu dicatat bahwa kualitas seorang pemimpin harus memiliki: kejujuran dan kesetiaan. Simaklah lanjutannya dalam artikel berikut ini.

3. Kemurahan Hati

Para pemimpin harus memuji pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan baik. Kita semua membutuhkan tepukan di pundak secara terus-menerus dan kata-kata yang memberikan dorongan. Tetapi pujian memunyai efek yang baik dan yang buruk. "Kui untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, dan orang dinilai menurut pujian yang diberikan kepadanya." (Amsal 27:21)

Pujian adalah alat uji yang terbaik terhadap karakter seseorang. Jika seseorang dipenuhi oleh keangkuhan, jika mereka hanya mencari kemegahan dirinya sendiri dan lapar terhadap pengakuan, sebuah pujian hanya akan memperbesar kelemahannya. Sebaliknya, jika seseorang rendah hati dan bijaksana, sebuah kata-kata pujian akan dapat dipakai oleh Tuhan untuk mendorong mereka melakukan pelayanan yang lebih besar lagi bagi Kristus. Oleh sebab itu, para pemimpin harus mengenal setiap anggota mereka dan memperlakukan masing-masing sesuai dengan kebutuhan pribadinya.

Pemimpin yang Menginspirasi (II)

Shalom,

Banyak contoh figur orang yang dapat menginspirasi dan mengubah keadaan di sekitarnya. Sebut saja salah satu contoh terkemuka adalah Martin Luther King, Jr.. Ia dikenal sebagai orang yang sangat gigih dalam memperjuangkan kesamaan hak kaumnya, kaum Negro. Pemenang Nobel Perdamaian ini merupakan simbol bagi semua orang yang mencari keadilan dan nilai-nilai luhur manusia. Bagaimana Martin Luther King, Jr., meraih visinya dan menggerakkan berjuta-juta orang? Jawabannya, karena ia adalah pribadi yang dapat menginspirasi, baik melalui visi dan mimpinya kepada banyak orang.

Artikel dalam edisi kali ini merupakan kelanjutan dari e-Leadership edisi 112, yang menguraikan mengenai peranan Pemimpin yang Menginspirasi. Bagaimana dengan kepemimpinan Anda saat ini, apakah Anda seorang pemimpin yang mampu menginspirasi banyak orang dan pengikut Anda? Kiranya sajian yang telah kami siapkan menjadi bagian dalam perjalanan kepemimpinan Anda semakin ideal. Tuhan memberkati.

Gratis! Alkitab Mp3 Audio

Apakah Anda rindu mendengarkan firman Tuhan setiap hari? Dapatkan Alkitab MP3 Audio sekarang juga!

Alkitab MP3 Audio adalah rekaman teks Alkitab yang disuarakan/dibacakan dalam format MP3. Tersedia dalam 20+ versi bahasa Indonesia, bahasa-bahasa suku di Indonesia, dan bahasa-bahasa asing lain. Bisa didapatkan dengan "kualitas CD" (650 MB) atau "kualitas HP" yang lebih kecil (200 MB) dalam bentuk CD, DVD, USB, HP, atau online streaming/download -- GRATIS!

Sumber Inspirasi

Baca: Filipi 2:1-11

Apa kesamaan Fransiskus Asisi, Ibu Teresa, dan Romo Mangun? Salah satu hal yang paling menonjol dari ketiganya adalah mereka rela meninggalkan kenyamanan hidup untuk tinggal dan melayani orang-orang miskin; baik di Eropa berabad-abad yang lalu, di India, maupun di Indonesia. Kita percaya mereka melakukannya karena iman kepada Kristus. Kita pun percaya inspirasi mereka datang dari peristiwa 2000 tahun lalu, pada suatu malam di Betlehem.

Malam itu, Allah Pencipta dan Penguasa semesta meninggalkan segala kemuliaan-Nya, berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Bukan dalam rupa seorang raja, bangsawan, atau orang terhormat, melainkan sebagai anak dari sepasang wong cilik (rakyat jelata), yang bahkan tak sanggup menyewa tempat untuk melahirkan bayi dengan layak (Lukas 2:7). Paulus menggambarkan peristiwa ini dengan kalimat: "Dia mengosongkan diri-Nya" (ayat 6).